Makan Kijang dan Rusa
September 30, 2008
Sewaktu masih di yogyakarta, bang hen sering bertanya ke Mak, “Makan lauk apa Mak?”
Nanti kalau di jawab, “Ruso (artinya makan rusa)”, bang hen njawab, “…(lupa bahasa jambi…pokoknya artinya mantaapp…). Kepengen lah intinya…Mak biasanya bilang, “Besok la…pas di jambi.”
Biasanya aku masih terheran-heran. HaH? Makan rusa? Kijang? Bukannya termasuk binatang dilindungi ya?
Welp…ternyata kalau di Jambi, rusa dan kijang ini dianggap termasuk hama. Soalnya dia suka makanin apaa gitu (ga denger jelas jenis tanaman yang Bapak sebut).
Pas kemarin, mak bikin gulai rusa. Ternyata ada orang yang datang bawain sup kijang dan gulai ples rusa goreng.
What’s the different??
Sewaktu aku cicipi, makanan pemberian tetangga Emak, ternyata kijang itu dagingnya bau seperti kambing. Aku yang tadinya ngambil lumayan besar daging yang ada dimangkuk, hanya memakan setengah. (Makan kambing saja kalau masih bau aku juga ga’ mau).
Jadinya, waktu makan besar (nasi dan lauk pauk), aku lebih memilih makan masakan Emak (gulai rusa). Wah, Kalau yang ini wuEEeeNakk..banget. Dagingnya lembut, empuk, berserat. Beda sama kerbau (yang ini belum diceritain ya :P). Pinginnya makan terus. Sampai nasinya habis, aku masih ngambil lagi gulai daging rusa buatan Mak. Nyam nyam!
June 23, 2009 at 2:47 pm
terlalu syang nyawa kijang cuma untuk jadi santapan perut manusia yang tidak pernah kenyang, terlalu berharga nyawa kijang untuk diambil secara paksa, lebih baik melihat mereka hidup bebas di hutan tanpa kita ganggu